POJOK OPINI

Ikuti berbagai opini dosen di Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Tentang

Condro Kartiko, S.Kom., M.T.I., pria kelahiran Kebumen ini merupakan salah satu Dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto yang berhomebase di program studi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Sebagai tenaga pendidik, ia termasuk salah satu yang berprestasi dan aktif dalam berkarya. Sudah banyak hasil risetnya yang dipublikasikan pada jurnal nasional maupun internasional serta berhasil mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Tak heran, selama 3 (tiga) tahun terakhir, dosen lulusan Universitas Indonesia ini menerima penghargaan sebagai Dosen Terbaik Institut Teknologi Telkom Purwokerto, tidak hanya dalam bidang Pengajaran namun juga Penelitian

Urbanisasi merupakan tren dunia, dan proporsi penduduk perkotaan di dunia meningkat dari 33% pada tahun 1960 menjadi 54% pada tahun 2016. Namun, penurunan pengelola pedesaan hampir tidak disebutkan, yang merupakan masalah global dari kesenjangan desa-kota yang semakin melebar, dan berpengaruh pada pembangunan berkelanjutan, seperti kemiskinan, pengelolaan lahan yang buruk, minimnya fasilitas pendidikan, keterbelakangan kondisi infrastruktur dan bahkan kejahatan. Hal ini ditambah dengan adanya pandemi covid-19 yang dimulai sejak diumumkan oleh Presiden RI pada awal bulan Maret 2020. Tantangan yang sedang berlangsung ini memerlukan langkah-langkah revitalisasi pedesaan yang mendesak untuk mempromosikan kemakmuran pedesaan yang berkelanjutan bersamaan dengan urbanisasi, karena “baik penduduk desa maupun penduduk kota harus menikmati sumber daya, layanan publik, dan kesejahteraan sosial secara setara”.

Dunia telah menyaksikan bahwa Indonesia, sebagai contoh tipikal negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar peringkat empat dengan jumlah yang semakin meningkat setiap tahunnya, memiliki masalah salah satunya dalam hal urbanisasi dan pengentasan kemiskinan. Di Indonesia, secara demografis pertambahan penduduk alamiah di perkotaan berkontribusi sepertiga dari seluruh jumlah penduduk perkotaan. Migrasi dan reklasifikasi (perubahan status dari lokalisasi rural menjadi lokalisasi urban), masih merupakan faktor utama dalam pertambahan penduduk perkotaan di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk di sentral perindustrian atau kota-kota besar bisa dilihat dari semakin sulitnya lahan terbuka untuk pemukiman. Contoh yang terbesar di DKI Jakarta dimana penduduk Indonesia sebagian besar melakukan urbanisasi ke daerah megapolitan tersebut untuk mengadu nasib dengan kerasnya kehidupan di era global. Lahan pemukiman sudah sulit didapatkan, pembangunan rusunawa terus dilakukan, kepadatan didaerah pinggiran sungai, rel kereta dan kesemerawutan penataan lahan pemukiman. Urbanisasi dipicu adanya perbedaan pertumbuhan atau ketidakmerataan fasilitas-fasilitas dari pembangunan, khususnya antara daerah perdesaan dan perkotaan. Akibatnya, wilayah perkotaan menjadi magnet menarik bagi kaum urban untuk mencari pekerjaan. Namun demikian, tantangan tetap selalu ada diantaranya sektor pertanian yang tidak kompetitif, pembangunan yang lamban di daerah pedesaan, pendapatan petani yang sedikit, ketahanan pembangunan pedesaan yang rendah, dan kebutuhan mendesak untuk inovasi pedesaan serta revitalisasi yang komprehensif. Lainnya, masalah yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak yang tertinggal, pedesaan tertinggal, dan korupsi juga masih dihadapi di Indonesia. Juga, fenomena seperti pencemaran lingkungan, kesenjangan pembangunan perkotaan-pedesaan, dan kurangnya aksi kolektif pedesaan membutuhkan lebih banyak dukungan untuk inovasi sains dan teknologi serta reformasi sistem pemerintahan pedesaan.

Program Inovasi Desa yang dicanangkan oleh Kemendesa, merupakan salah satu upaya pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa yang terfokus dalam tiga sasaran program diantaranya pengembangan wirausaha, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta pengadaan infrastruktur desa. Tujuan utama Program Inovasi Desa Menurut KepmenDesa PDTT No. 48 Tahun 2018 adalah untuk mendorong pembangunan desa yang lebih berkualitas, efektif dan efisien melalui berbagai kegiatan pembangunan & pemberdayaan masyarakat desa yang lebih inovatif dan peka terhadap kebutuhan masyarakat desa sehingga dalam hal ini, upaya ini dapat mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan secara berkelanjutan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat dan kemandirian desa. Tujuan pembangunan diarahkan untuk memenuhi beragam substansi dan proses pembangunan yang sudah pernah diarahkan oleh konsep-konsep pembangunan terdahulu. Pada titik inilah Sustainable Development Goals (SDGs) mengambil peran sentralnya.

Tujuan utama dari Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah pengentasan kemiskinan. Namun, tidak akan ada modernisasi negara tanpa modernisasi pedesaan. Solusi untuk pembangunan berkelanjutan Indonesia berasal dari revitalisasi pedesaan, dan kunci keberhasilan transisi besar ini adalah peningkatan kemampuan inovasi pedesaan dengan membangun sistem inovasi pedesaan yang kuat. Melalui cara ini Indonesia dapat mencapai revitalisasi pedesaan, tercapainya pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk pembangunan yang berkelanjutan. Mengenai persaingan internasional, Indonesia juga menghadapi persaingan yang ketat dan tantangan yang realistis. Pada agenda Inovasi Indonesia Expo (I2E) 2020, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa pentingnya inovasi untuk kemandirian dan keunggulan bangsa. Perlunya ekosistem yang kondusif sangat perlu untuk lahirnya karya-karya inovatif anak bangsa, terutama saat menghadapi pandemi Covid-19 urgenitas inovasi di berbagai bidang. Sementara itu, Indonesia sebagai negara agraris sangat bertolak belakang dengan inovasi pertanian yang masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara agraris lainnya seperti Thailand, Filipina, Brazil, Tiongkok, maupun Vietnam. Indonesia harus mengeksplorasi banyak model yang berhasil dalam inovasi pertanian, agar digunakan untuk mengatasi kesenjangan perkotaan-pedesaan dan mempromosikan revitalisasi pedesaan. Misalnya, banyak berinvestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, dan berjalan di jalur intensifikasi sumber daya yang efisien melalui pembangunan pertanian. Memperkuat inovasi iptek pertanian merupakan arah baru pembangunan, dan pembentukan sistem inovasi iptek pertanian yang sesuai dengan kondisi nasional seharusnya merupakan landasan pembangunan pertanian modern di Indonesia.

Fungsi utama sistem inovasi pedesaan adalah menumbuhkan ekosistem bagi masyarakat desa untuk menciptakan pengetahuan teknis, manajerial dan kelembagaan baru, menyebarkan dan menerapkan teknologi dan model bisnis baru untuk mempromosikan sumber daya pembangunan dan mewujudkan sinergi dengan sistem inovasi perkotaan melalui perantara dan jaringan seperti Internet. Inovasi dan difusi teknologi sistem inovasi perkotaan dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan ekologi dan penciptaan nilai dari sistem inovasi pedesaan. Secara spesifik, melalui evaluasi ulang kebijakan inovasi, optimalisasi portofolio sumber daya inovasi, sistem inovasi pedesaan berkontribusi pada pembangunan infrastruktur pedesaan, sistem keuangan dan atmosfir budaya. Selanjutnya akan memfasilitasi pengambilan kebijakan dan proses difusi, menumbuhkan kewirausahaan di pedesaan, mendorong penerapan pengetahuan baru dalam sistem inovasi pedesaan, meningkatkan proporsi kontribusi iptek dalam pembangunan pedesaan, dan terakhir mencapai peningkatan berkelanjutan industri pertanian, lingkungan dan kualitas hidup di pedesaan.

Revitalisasi pedesaan membutuhkan kebijakan inovasi yang holistik, sehingga dapat mendorong keseluruhan kemampuan inovasi pedesaan melalui inovasi teknologi pertanian, inovasi kelembagaan dan manajemen, jaringan berbasis komunitas dan inovasi platform perantara. Dari perspektif ekosistem holistik, membangun close-loop sistem inovasi pedesaan melalui model proses tiga dimensi, dapat menghasilkan momentum untuk pengentasan kemiskinan, dan meningkatkan kapabilitas inovasi pedesaan serta nasional. Inovasi sains dan teknologi adalah pendorong utama produktivitas, tidak hanya bekerja untuk wilayah perkotaan, tetapi juga kunci revitalisasi pedesaan jangka panjang. Pengalaman pembangunan pertanian di Indonesia menunjukkan bahwa inovasi iptek pertanian tidak hanya merupakan bagian integral dari sistem inovasi nasional, tetapi juga merupakan faktor kunci yang mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan, dan dukungan fundamental bagi pengembangan modernisasi pertanian. Kunci untuk membangun sistem inovasi pedesaan yang kuat adalah dengan mempercepat penciptaan dan penyebaran inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong pertumbuhan endogen. Sistem ini, sebagai komunitas terbuka, terdiri dari sistem inovasi dan difusi teknologi pertanian nasional, sistem inovasi teknologi perusahaan, lembaga layanan aplikasi teknologi pertanian, dan komunitas virtual yang menghubungkan dengan sumber daya dan pasar lokal dan luar negeri. Fungsi ekosistem inovasi teknologi pertanian ini menghasilkan pengetahuan teknis dan non teknis yang dapat ditransfer dan diterapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Sistem inovasi teknologi tidak hanya menjadi bagian inti dari sistem inovasi perkotaan, tetapi juga penggerak fundamental dari inovasi iptek pertanian. Namun, tidak seperti sistem inovasi perkotaan, sistem inovasi pedesaan tidak memiliki pusat teknologi seperti universitas dan lembaga penelitian. Oleh karena itu, selain memperkuat investasi inovasi teknologi pertanian dan pembinaan bakat-bakat inovasi teknologi, sistem inovasi pedesaan harus berkolaborasi dengan sistem inovasi perkotaan.

Pembangunan sistem inovasi pedesaan perlu kolaborasi antara pembuat kebijakan dan akademisi dalam mengidentifikasi tantangan utama dan solusi penerapannya. Inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi adalah pendorong utama untuk pertumbuhan endogen pedesaan. Oleh karena itu, prioritas utama adalah merancang kebijakan inovasi teknologi yang pro pedesaan untuk membangun landasan revitalisasi pedesaan. Strategi revitalisasi pedesaan adalah perwujudan dan implementasi dari strategi pembangunan berbasis inovasi Indonesia di daerah pedesaan, kebijakan inovasi pedesaan tingkat atas yang sesuai tidak hanya harus mengikuti hukum kebijakan inovasi umum, tetapi juga mempertimbangkan logika dan tantangan pembangunan pedesaan sebagai pertimbangan. Langkah pertama adalah mengevaluasi kembali kebijakan inovasi nasional dan daerah yang ada untuk menyeimbangkan kembali kebijakan inovasi yang berpihak pada sistem urban dan perkotaan. Kemudian portofolio kebijakan inovasi teknologi baru dan khusus yang pro pedesaan perlu dibentuk untuk menumbuhkan inovasi iptek pertanian serta mendorong penyebaran teknologi baru dan model bisnis baru ke daerah pedesaan dari daerah perkotaan bahkan internasional. Pada saat yang sama, pemerintah juga harus meningkatkan investasi publik dalam teknologi lingkungan pedesaan, mempercepat implementasi kebijakan dan undang-undang untuk pengembangan teknologi tinggi pertanian, sehingga dapat mewujudkan kemajuan pembangunan pertanian, perlindungan lingkungan, dan inovasi masyarakat asli pedesaan secara simultan. Meskipun inovasi jaringan dan organisasi perantara menyediakan banyak saluran untuk mempercepat aliran pengetahuan dalam sistem inovasi pedesaan, satu tantangan kritis adalah bagaimana meningkatkan koordinasi antara sistem inovasi pedesaan dan sistem inovasi perkotaan. Jaringan dan perantara yang lebih dinamis dibutuhkan untuk memperkuat hubungan antara sistem inovasi pedesaan dan perkotaan. Dengan melakukan ini, pemerintah dapat menghemat biaya dan hambatan untuk sumber daya dan aliran pengetahuan baru dari sistem inovasi perkotaan ke sistem inovasi pedesaan. Komunitas virtual yang didorong oleh teknologi informasi seperti inovasidesa.kemendesa.go.id membuka kemungkinan baru untuk meningkatkan dinamika jaringan yang menjembatani komunitas pedesaan dan perkotaan untuk pembangunan yang saling melengkapi. Sistem Inovasi Desa yang dimiliki oleh Kemendesa merupakan sistem yang berfungsi sebagai media berbagi pengetahuan mengenai pemanfaatan dana desa melalui narasi inovasi pemerintah. Sistem ini perlu diviralkan kepada masyarakat terutama pengelola desa, supaya informasi terdistribusi dan terserap dengan baik. Hal ini akan berakibat pada terwujudnya desa-desa yang inovatif di Indonesia dan kemakmuran masyarakat desa. Lebih banyak tindakan diperlukan untuk menjembatani kesenjangan antara sistem inovasi perkotaan dan pedesaan serta mendorong sistem inovasi regional yang lebih seimbang.