Rektor ITTP Bersama GM Telkom Purwokerto Kunjungi Pengrajin Kain Lurik Banyumasan
ITTELKOM-PWT.AC.ID – Pada hari Selasa (3/12), Rektor Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) Dr. Ali Rokhman M.Si., bersama General Manager Witel Purwokerto Pribadi Nirwana melakukan kunjungan terhadap pengrajin kain lurik Banyumasan. Pengrajin kain Lurik bertempat di Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Turut hadir dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Kewirausahaan yang diwakili oleh Untari berserta rombongan.
Desa Tanggeran sendiri memang menjadi salah satu Desa yang terus dikembangkan dan ditumbuhkan, khususnya dalam industri kain Lurik Banyumas. Tidak semua di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki potensi untuk mengembangkan usaha di bidang tekstil tradisional tersebut.
“Untuk membuat kain lurik bermeter – meter butuh waktu dan ketekunan dari pengrajin, bisa sampai sehari full dari pagi hingga siang untuk 1-2 meter kain lurik. Alatnya sendiri tradisional tidak menggunakan mesin, biasanya orang – orang menyebutnya ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin),” jelas ketua Kelompok Pengrajin Kain Lurik Banyumas, Mudiono.
ATBM atau biasa disebut dengan Alat Tenun Bukan Mesin adalah senjata andalan para pengrajin kain lurik khususnya. Ada beberapa komponen dalam alat tersebut, terdiri dari gulungan lusi, gandar gosok, kayu silang, Kamran atau dua buah kayu yang dibingkai terhubung dengan besi, kerekan, sisir, laci, gulungan kain, gandar rem, Injakan, dan alat pemukul.
“Satu ATBM bisa berkisar 6 – 15 juta rupiah,” tambah Mudiono.
Kain Lurik Banyumasan jika diamati memiliki ciri khas tertentu, berbeda dengan lurik dari Klaten maupun Solo. Lurik Banyumas lebih menonjolkan pada garis – garis yang bervarian dengan didominasi warna coklat. Saat ini Pemerintah Daerah telah menerapkan bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk menggunakan kain lurik untuk bekerja.
“Benar sekali, saat ini Pemerintah, melalui intruksi langsung dari Bupati, semua apratur sipil negara diwajibkan mengenakan kain lurik. Ini adalah komitmen untuk terus menjaga jati diri daerah, melalui pewarisan budaya local yang harus terus lestari,” jelas Untari.
Kampus Institut Teknologi Telkom Purwokerto memiliki potensi untuk ikut dalam pengembangan kerajinan Kain Lurik. Memiliki program studi S1 Teknik Industri, S1 Desain Komunikasi Visual, dan sebentar lagi akan dibuka S1 Desain Produk, sangat membuka berkontribusi bersama dalam melestarikan warisan budaya daerah.
“Kami sangat terbuka sekali dan rencananya IT Telkom Purwokerto dan Telkom akan bersinergi untuk membina Desa Tanggeran. Salah satunya adalah dengan menyediakan resource sumber daya manusia untu mendampingi pengembangan kerjainan kain Lurik melalui pengabdian masyarakat (Pengmas),” jelas Rektor ITTP Dr. Ali Rokhman, M.Si.
Komentar
Maaf, Anda tidak bisa menulis komentar di post ini