Peduli Stunting, Dosen IT Telkom Purwokerto Buat Aplikasi Smart Imunisasi (ASI)
Pemeriksaan balita melalui Posyandu digalakkan oleh pemerintah sebagai salah satu upaya untuk mencegah stunting. Mendukung program tersebut, sekelompok dosen IT Telkom Purwokerto terdiri dari Maliana Puspa Arum, S.E., M.Si., Paradise, S.Kom., M.Kom, dan Muhammad Afrizal Amrustian, S.Kom., M.Kom, membuat sebuah sistem dan aplikasi bernama Aplikasi Smart Imunisasi (ASI).
ASI merupakan aplikasi berbasis mobile yang digunakan untuk melakukan pencatatan hasil pemeriksaan balita saat posyandu secara online. Melalui aplikasi ini, orang tua dapat memantau tumbuh kembang anak secara realtime, kapan dan dimana saja.
Menurut Maliana, pihaknya melihat saat ini pencatatan hasil posyandu seperti pengukuran lingkar kepala, berat dan tinggi badan bayi, imunisasi, dan sejenisnya masih dilakukan secara manual pada buku catatan. Hal ini berisiko miss informasi karena tulisan yang tidak terbaca, buku robek bahkan buku hilang.
“ASI kita kembangkan 2 versi, ada versi website dan aplikasi untuk android” terang Maliana.
Melalui ASI, orang tua dapat melihat informasi terbaru untuk jadwal Posyandu. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan alarm pengingat, sehingga H-2 menjelang Posyandu, orang tua akan mendapatkan reminder. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan riwayat jenis imunisasi yang telah diberikan kepada anak.
Maliana mengatakan bahwa aplikasi tersebut telah diuji cobakan di desa Sawangan, Kecamatan Kebasen, Banyumas pada bulan Juni lalu. Desa tersebut dipilih karena termasuk salah satu desa yang aktif pada penurunan stunting di Kabupaten Banyumas.
“Sudah kita sosialisasikan dan berikan pelatihan kepada kader dan ibu – ibu di desa setempat. Alhamdulillah sambutannya baik” ungkapnya.
Sementara Sri Tutik, Kader Posyandu Desa Sawangan mengatakan pihaknya menyambut baik inovasi yang dibuat oleh tim dosen IT Telkom Purwokerto.
Meskipun penerapannya mungkin akan membutuhkan waktu cukup lama, mengingat masih ada orang tua yang belum menggunakan smart phone, serta belum familiar dalam menggunakan aplikasi tersebut. Namun sejauh ini para kader dan orang tua antusias dengan program tersebut.
“Kami senang bisa menjadi percontohan dari aplikasi tersebut. Mudah – mudahan bisa berjalan lancar penerapannya di desa kami” harapnya.
Maliana beserta timnya juga memberikan timbangan digital sebagai alat bantu dalam proses penimbangan dan pengukuran berat badan, karena timbangan yang digunakan masih sangat tradisional dan tidak memiliki standar baku.
Sebagai informasi, tahun 2022 angka Stunting di kabupaten Banyumas mencapai 21,6%. Pemerintah kabupaten Banyumas menargetkan penurunan angka prevalensi kekerdilan atau stunting pada tahun 2024 yaitu 14%. Untuk melakukan monitoring dan penanganan stunting sedini mungkin.
Komentar
Maaf, Anda tidak bisa menulis komentar di post ini