Bedah Buku Seri Babad Banyumas (mertadiredjan, wirjaatmadjan, danuredjan) Meriahkan HUT Banyumas di IT Telkom Purwokerto

Perpustakaan IT Telkom Purwokerto menggelar bedah buku yang mengangkat karya monumental tentang sejarah Banyumas. Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Banyumas, kegiatan ini diselenggarakan dengan penuh semangat yang dipandu oleh Eko Fajar Cahyadi, S.T.,M.T.,Phd, selaku Kepala Bidang Pelayanan Akademik, acara ini menjadi wadah bagi para peminat sejarah untuk mendalami seri Babad Banyumas.

Peserta yang hadir dalam acara ini berasal dari berbagai kalangan, termasuk dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi ITTP. 

Dalam memeriahkan suasana, panggung dihiasi dengan penampilan tarian Rumeksa dari UKM Seni ITTP. Tarian Rumeksa, yang merupakan perpaduan lengger, baladewan, dan ebeg, menjadi bukti nyata dari upaya Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan yang khas di daerah ini.

Dr. Tenia Wahyuningrum, S.Kom, M.T., menyampaikan apresiasinya dalam kata sambutan, mengungkapkan kebanggaannya atas keberagaman budaya yang dimiliki Banyumas. Beliau menyoroti kenyamanan hidup di kota Purwokerto dan mengapresiasi peran mahasiswa IT Telkom Purwokerto yang konsisten dalam memelihara dan mengembangkan kebudayaan serta kesenian tradisional Banyumas.

“Saya merasa sangat nyaman tinggal di kota Purwokerto, Banyumas, dan bangga melihat mahasiswa yang selalu aktif dalam mempertahankan kebudayaan, kesenian, dan segala hal istimewa yang ada di Banyumas,” ujar Tenia.

Bedah Buku Seri Babad Banyumas (mertadiredjan, wirjaatmadjan, danuredjan) Meriahkan HUT Banyumas di IT Telkom Purwokerto

Nassirun Purwokartun, seorang penerjemah dan penulis ulung yang membawakan materi Babad Banyumas dan Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd, seorang penulis dan dosen di program studi Desain Komunikasi Visual IT Telkom Purwokerto sebagai moderator. 

Nassirun Purwokartun memaparkan sejarah yang terkandung dalam Seri Babad Banyumas yang diterjemahkan, beliau juga menunjukan buku hasil tulisannya yang sudah mencapai ratusan buku.

Nassirun Purwokartun berusaha memperjuangkan kelestarian sejarah Banyumas agar dapat mempertahankan sejarah Banyumas untuk generasi muda agar mengetahui sejaran Banyumasan.

“Saya menerjemahkan Babad Banyumas dan menulis buku selama 4 tahun, harapan saya hanya untuk mempertahankan dan untuk generasi muda dengan mudah mengetahui isi dari babad Banyumas”

Dengan keramaian dan semangat yang membara, bedah buku seri Babad Banyumas ini tidak hanya menjadi acara intelektual, tetapi juga sebuah perayaan keragaman dan kekayaan budaya yang ada di Banyumas. Semoga upaya seperti ini terus dilakukan untuk memperkuat identitas dan kecintaan terhadap warisan budaya lokal.

Editor :
Silvia VM.

Komentar

Maaf, Anda tidak bisa menulis komentar di post ini

Baca Berita terkait