Hari Kartini : Mengenal Sosok Rektor Perempuan Pertama dan Termuda IT Telkom Purwokerto

Dr. Tenia Wahyuningrum, S.Kom., M.T. merupakan Rektor perempuan pertama dan termuda sepanjang sejarah Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP). Ia yang menjabat sejak tahun 2023 saat usianya 41 tahun. Ia memiliki ketertarikan dan juga segudang prestasi  khususnya dalam bidang akademik dan teknologi.  

Perempuan kelahiran Magelang, 30 Juni 1982 ini memiliki empat saudara dan berasal dari keluarga sederhana dengan Ayah yang bekerja sebagai TNI dan ibunya merupakan ibu rumah tangga. Bekal dan didikan dari orangtua yang memberikan keleluasaan untuk memilih dan menentukan pilihannya sendiri membuat ia memiliki pengalaman yang mengasah karakternya menjadi sosok yang pantang menyerah dan konsisten terhadap tujuannya. Ia tinggal di Magelang hingga berusia 15 tahun sebelum merantau ke Purwokerto untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).  

Setelah merantau di Purwokerto dan berhasil lulus dari SMK, Tenia tidak langsung melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Ia sempat bekerja sebagai quality control di pabrik elektronik tape mobil, di Karawang. Pekerjaan yang mengharuskannya bergelut menggunakan komputer selama satu tahun membuat ia memiliki ketertarikan pada komputer dan teknologi. 

Ia kemudian mendaftar ke STMIK Widya Utama, Purwokerto untuk melanjutkan kuliah di jenjang S1. Setelah lulus ia kemudian menjadi guru di SMK Telkom hingga dosen di Akademi Telekomunikasi (Akatel) Purwokerto. Setelah satu tahun menjadi dosen, ia melanjutkan pendidikan jenjang S2 di Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknik Elektro. Ketekunannya dalam belajar membuatnya menjadi lulusan terbaik dengan IPK tertinggi saat menyelesaikan studi S1 dan S2.

Karirnya sebagai dosen agak sedikit berbeda dengan keinginannya saat kecil untuk menjadi guru pada tingkat Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar, namun ia berpendapat bahwa itu mungkin jalan yang sudah ditetapkan. Untuk menunjang karir kedosenannya, Tenia kemudian menempuh pendidikan S3 di Universitas Gajah Mada (UGM).

Di tengah kesibukannya menjadi mahasiswa doktoral sekaligus ibu dengan 3 orang putra/i, tentunya banyak tantangan yang dihadapinya saat menempuh studi. Namun hal itu tidak lantas membuatnya menyerah, terbukti ia bisa menyelesaikan pendidikannya dalam waktu 3 tahun. Waktu yang terhitung cepat dibandingkan dengan mayoritas mahasiswa S3 yang terkadang memerlukan waktu 5 hingga 6 tahun. 

Jenjang karirnya sebagai akademisi cukup gemilang, baik dalam fungsional maupun struktural. Dan ia merasa bersyukur dengan hal tersebut. Sebelum menjadi Rektor Institut Teknologi Telkom Purwokerto, ia pernah mendapat kepercayaan sebagai Wakil Dekan. Hanya berselang dalam waktu 6 bulan, ia kemudian dipercaya menjadi Dekan Fakultas Informatika. Satu tahun setelahnya, Tenia kembali mendapat kepercayaan untuk jabatan yang lebih tinggi, yakni Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Riset.   

Menjadi Rektor tak membuat Tenia berpuas diri, ia masih punya impian untuk dikejar, yakni mencapai level tertinggi seorang akademisi, menjadi Guru Besar atau Profesor. Sehingga di tengah kesibukannya sebagai pimpinan perguruan tinggi, ia pun tetap menjalankan kewajibannya untuk meneliti dan mengajar.  

Sebagai Rektor, prinsipnya dalam memimpin yakni menganggap dan memperlakukan timnya seperti saudara dan keluarga, namun tetap berpegang pada integritas dan profesionalisme di mana jika ada pelanggaran kode etik maka akan ditindak secara tegas. 

Ia juga mengambil inspirasi dari 2 tokoh perempuan yang sangat powerful di Indonesia, yakni Sri Mulyani (Menteri Keuangan Indonesia) dan Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri Indonesia). Sebagai sesama perempuan, Ia pun takjub dengan keberanian dan ketegasan yang dimiliki oleh keduanya. 

Di bawah kepemimpinan Tenia, ITTP mengalami banyak sekali kemajuan dan penghargaan. Diantaranya peningkatan cluster perguruan tinggi, penghargaan Paritrana awards di Jawa Tengah, dan mendapat 3 piala anugerah Dikti yang sangat luar biasa khususnya sebagai perguruan tinggi baru yang bersaing dengan perguruan tinggi lain yang sudah sering mendapat penghargaan. 

Saat ini ia juga tengah mengawal proses perubahan ITTP menjadi Telkom University. Menuju bergabungnya ITTP dengan Kampus Telkom Bandung, ia berharap ITTP dapat memperbaiki kualitas pendidikan dan menyiapkan fasilitas yang lebih memadai lagi. 

Menjadi pemimpin perempuan, tentu bukan tanpa hambatan. Menjalankan peran ganda sebagai ibu dan perempuan berkarier pastinya sangat menantang. Namun menurut Tenia, segala hambatan bisa ditangani dengan melatih diri menjadi seorang yang tangguh dan manajemen waktu yang ideal. Pandai mengontrol diri dengan membuat skala prioritas dan fokus saat menyelesaikan pekerjaan.

Ia juga tak menepis bahwa keberhasilannya juga tentu berkat dukungan dari keluarga terdekatnya. Ia bersyukur karena orang tua, suami dan anak – anaknya selalu memberikan support untuk apapun yang ia lakukan.

Pada peringatan hari Kartini ini, Tenia berpesan kepada seluruh perempuan, khususnya perempuan yang bergelut di bidang teknologi yang notabene dianggap identik dengan dunia laki – laki, agar tetap optimis dan percaya diri. Percaya bahwa perempuan juga bisa memberikan kontribusi besar dan berarti.

Penulis : Syifaa II Editor : Silvia VM.

Komentar

Maaf, Anda tidak bisa menulis komentar di post ini

Baca Berita terkait