Pelatihan Budidaya Maggot Menggunakan Ampas Tahu oleh Dosen IT Telkom Purwokerto

Sekelompok dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) memberikan pendampingan kepada perajin tahu desa Kalisari dalam pemanfaatan ampas tahu. Ampas tahu yang selama ini dianggap sebagai limbah, ternyata bisa bernilai ekonomi jika diolah untuk budidaya maggot. 

Hal ini diungkapkan oleh Nabila Noor Qistiani, Dosen Teknik Logistik sekaligus Ketua Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ITTP. Nabila bersama timnya, memberikan pelatihan pengelolaan limbah ampas tahu melalui teknik biokonversi sehingga bisa dimanfaatkan dan mempunyai nilai jual. 

Nabila mengatakan, pihaknya mencetus program ini sebagai salah satu upaya mengatasi dampak negatif limbah yang berpotensi merusak lingkungan. Melalui program PKM ini pula, ia mendapatkan dana dari DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset & Teknologi). Selain pelatihan budidaya maggot, ia juga memberikan pemahaman pentingnya pengemasan produk yang menarik dan strategi pemasaran digital agar lebih bisa bersaing. 

“Melalui pelatihan ini, kami harap peserta dapat mengoptimalkan strategi pemasaran dan turut serta dalam upaya mengurangi dampak negatif limbahnya,” ujar Nabila.

Para perajin sendiri merasa antusias dengan peluang baru yang dikenalkan oleh Tim PKM ITTP. Dengan keterampilan tradisional mereka yang dikombinasikan dengan pengetahuan teknologi biokonversi maggot, pengemasan produk dan digital marketing, mereka yakin dapat mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan.

Jariyah, salah satu perajin tahu desa Kalisari mengatakan bahwa ini adalah hal baru bagi mereka. Selama ini mereka memanfaatkan ampas tahu sebagai kerupuk atau pakan ternak saja.

“Pelatihannya sangat menarik dan bermanfaat untuk usaha kami. Kami memiliki opsi baru yang bernilai ekonomi (budidaya maggot). Juga diajarkan pengemasan produk.” ungkap Jariyah.

Nabila berharap, langkah inovatif ini tidak hanya akan membawa manfaat ekonomi bagi perajin tahu di Kalisari, tapi juga berkontribusi dalam pelestarian alam, lingkungan, serta keterampilan tradisional di tengah perkembangan zaman.

Editor :

Silvia VM.

Komentar

Maaf, Anda tidak bisa menulis komentar di post ini

Baca Berita terkait